Thursday, March 6, 2014
Kenangan.
Kutarik garis tengah antara luka dan bahagia, kupisahkan kedua nya dengan jarak-jarak yang tak bisa ku ukur dengan penggaris yang ku pinjam dari anak ku.
Sesaat aku termenung dalam duka, namun sesaat kemudian aku tersenyum dalam tawa. Rasa takut mengalahkan keinginanku untuk bangkit. Aku tersenyum kembali.
Aku mencoba untuk berjalan keluar dari ruang pengap dibelakangku, mencoba melihat bunga-bunga bermekaran, " Bunga Aster " aku mendengar suara lembut dibelakangku, segera aku menoleh namun tiada siapapun disitu.
Sudahlah, aku hanya ingin berkeliling ditaman ini, kuperhatikan dari jauh "hmmm binatang apa itu " dibalut dengan bulu-bulu putih yang lebat, seolah menyapaku dia melompat kesana kemari dengan riang. aku mencoba mengingat sesuatu.
Itu kelinci, aku teringat ketika membelikan kelinci untuk anak ku. Gadis kecil berambut ikal nan cantik dengan mata indah itu, terlihat senang. " Terima kasih papa" ujarnya sambil memeluk ku.
Kenangan indah, aku mencoba mengejar kelinci itu, sudah dekat, aku meloncat dan meluncur. Tiba-tiba kelinci itu hilang. Hanya batu batu besar melukai tangan dan jemariku. " Pak Kirto, mengapa setiap hari selalu melukai tangan bapak? ayo kita temui dokter. beliau sudah menunggu dari tadi" ujar seorang wanita paruh baya sambil menarik tanganku. aku hanya tersenyum. Kembali tersadar aku masih di RSJ.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment