Selamat Datang Sahabat, Semoga bermanfaat apa yang ada di sini....

Friday, March 21, 2014

Komitmen

Sumber foto
Hidup itu ternyata hanyalah fatamorgana dipadang pasir yang tandus. Saat seseorang mulai putus asa, terlihat sesuatu keindahan untuk melepas dahaga panjang tetapi itu hanya ilusi perpaduan panas yang memantul dari matahari dan uap-uap pasir, dahaga itu tetap ada.

Saat aku berada ditengah-tengah keputusan untuk menentukan jalan hidupku, batas antara moralitas dan nafsu mulai bias, tidak terlihat dan semu. Kemiskinan menjadi pembenaran untuk ku.  

Email dari pelanggan setia ku tertulis dengan singkat padat dan jelas disertai dengan foto “ Habisi tanpa rasa sakit” isi email tersebut. Ku pandangi  lampiran foto itu, “ Gadis malang, engkau terlahir cantik tetapi mengapa ada orang yang membencimu.” Ujarku dalam hati “ ah sudahlah, bukan urusanku.”  Aku tidak mengenal siapa pelangganku itu, tak perlu ku tahu, itulah komitmen dalam bisnis ini.

Setelah verifikasi pembayaran, aku segera membuat skema eksekusi dengan detail. Tibalah hari eksekusi. Pukul  22.00, aku sudah berada di loteng rumah gadis itu, baru ku tahu, ternyata dia tidak sendiri, dia tinggal dengan seorang bapak yang sudah renta dan tak mampu menggerakan seluruh anggota tubuhnya, ku perhatikan nampaknya itu adalah ayahnya, begitu dia memanggilnya. Setelah selesai dengan urusan orang tua yang tak berdaya itu, gadis itu pun tertidur tepat disebelah  orang yang hanya mampu berkedip itu. Jam 24.00 adalah waktu yang tepat pikir ku, gadis itu pasti sudah akan pulas sekali.

Pukul 23.56 oh tidak, aku melihat dia terbangun, merapihkan selimut ayahnya dan keluar dari kamar, 5 menit kemudian dia masuk, menggelar sajadah dan memakai mukena. Aku bisa saja membunuhnya sekarang, namun ku-urungkan niat, nanti saja setelah selesai ibadahnya. Selesai salam dia membuka lembaran – lembaran kitab didepanya dan segera membacakan ayat-ayat suci tersebut. Itu Surat Ar-Rahman, aku tak asing dengan surat itu, Ibu-ku sering membacanya sewaktu aku kecil. Suaranya lembut dan sangat indah, aku tidak boleh lemah, sekarang saatnya!.

Aku segera turun dengan cepat tanpa suara, berjalan perlahan kearahnya diiringi dengan lantunan merdu. Aku sudah berada tepat dibelakangnya, dan tepat saat itu juga dia berhenti membaca, lalu “ Apakah kau akan membunuh-ku ? “ dia tiba-tiba bertanya. Aku berusaha menutup kebingungan, kegelisahan dan kepanikan ku “ Iya “ aku menjawabnya. “ Apa yang dapat menghentikan mu membunuhku ?” dia kembali bertanya, “ Tidak ada, aku sudah berkomitmen.” Ujarku.

Aku menarik kepalanya hingga mendongak keatas, kubiarkan dirinya mengucap Syahadat segera ku sayat urat nadi lehernya agar dia tidak merasakan sakit, darah nya mengenai ayahnya yang masih terlelap. Gadis itu tidak berontak dan tidak kejang, tenang lalu terjatuh dalam keadaan bersujud. Sepasang mata yang melihat ku membunuhnya kita telah ku tikam tepat dijantungnya, aku tidak pernah meninggalkan saksi hidup. Telah selesai tugasku, tetapi aku hanya diam dan tak dapat beranjak dari mereka.

Aku berlutut dan menangis, darah yang mengalir dari tubuh gadis itu mengeluarkan aroma yang aneh dan wangi. Gadis itu membuatku hidup…


Ku ceritakan secara detail kejadian 3 bulan lalu dipengadilan kemarin, termasuk 12 kasus pembunuhan lainya. Kini hidupku tinggal beberapa bulan saja, vonis mati telah diputuskan untuk ku,  namun inilah hidup bagiku, bukan lagi fatamorgana. 

Tuesday, March 18, 2014

Tak punya IDE!

Aku termenung melihat kursor yang berkedap-kedip di aplikasi Microsoft word yang tergambar didalam monitor, termenung tanpa memikirkan sesuatu mencoba merakit kata-kata yang indah namun tetap saja buntu.

Aku berfikir sejenak, bangkit dari tempat duduk dan segera menelurusi anak-anak tangga menuju dapur. Aku segera membuat kopi, aromanya menyegarkan pikiranku sejenak. Aku beranjak kembali ketempat ku tadi, duduk dan termenung kembali.

“Oh mungkin dengan musik ide ku akan keluar!” gunamku dalam hati untuk membahagiakan otak kanan kiri ku. “ Ada hati yang termanis dan penuh cinta, tentu saja kan ku balas seisi jiwa “ ternyata lagu KAHITNA, aku merasa tersindir oleh lagu itu. Bagaimana tidak, “aku jomblo! Bagaimana aku balas dengan seisi jiwa, yang bawa cinta kepadaku saja tidak ada.” Kembali aku matikan musiknya, aku masih memegang kendali disini.

Aduh mengapa seperti ini, perasaan bercampur aduk, galau tidak senang-pun tidak. Apa yang harus kulakukan  untuk mendapatkan ide untuk menulis Promt 43 dari salah satu group yang aku ikuti di Facebook. “ Hmmm kenapa tidak buka FB saja” pikirku “ mungkin aku akan dapat ide disana!”

Setelah proses login aku laksanakan dengan benar, maka masuklah aku dihalaman home FB. Kursor aku gerak-gerakan untuk melihat-lihat status teman-temanku, ini aku lakukan karena tidak mungkin aku check inbox, selalu kosong, kalaupun ada pasti promosi. Menyedihkan!.

Status Rohim Mardjuki “ Akhirnya bisa kampanye bareng si Yayang “ dilampirkanya sebuah foto, mereka sedang asik berdua, yang cowo pake peci berkaos merah, si cewe kaosnya merah juga dengan mimik mata setengah dipejam, mulut dimajukan sambil menunduk.

Status Kiply M Said “Puluhan siswa-siswi terlibat baku tembak di lapangan sebuah SMA. Mereka saling menyatakan cinta “ . Ah sementara aku disini sendiri termenung tak punya cinta. Gagal muda…

Status Dian M Saragih “gapapa deh kita beda kartu GSM,asal nantinya nama kita ada di KARTU Keluarga yang sama.” Lagi – lagi soal cinta. Apa ga ada yang lain dipikiranya.

Status Rizky Malkibul “Cintailah seorang wanita saja. Dua wanita terlalu banyak. Tapi tiga wanita lebih baik daripada tidak ada. “ Aku langsung klik Log out. End of story.

Azan maghrib membuyarkan lamunan dan kebuntuan ku, “ ada apa ini? “ gunamku dalam hati . Ah, sudahlah. Soal ide nanti pasti datang ketika inspirasi menjadi rangkaian kata-kata yang dapat ku tulis dengan indah. Soal Jomblo, itu pilihan ku! Aku memilih untuk mengurus mama yang kini hanya bisa terbaring ditempat tidur, tak bisa ku berikan pekerjaan itu kepada orang lain, mama ku telah mengurusku dengan segenap jiwa dan kasih sayang, “ Aku siap kehilangan masa remaja ku” ujarku pada papa waktu kami memutuskan yang terbaik untuk mama.


“ Mba, kerjakan yang lain saja. Biar aku yang menyuapi mama. Ujarku pada asiten rumah tanggaku yang setia. “ Mama, ayo makan yah ma, setelah ini kita Sholat bersama “ Aku berusaha memilih suara terlembut ku untuk mama ku. 

Life is not a bad of  a roses.

FND 

Tuesday, March 11, 2014

Plastik Hitam

Angin sepoi-sepoi dikala matahari masih genit memberikan intipan cahayanya. Burung-burung mulai berkicau berlompatan dengan riang gembira menanti sang fajar.
Aku termenung dibalik pintu, duduk menatap langit cerah yang mulai berubah warna seperti habis kelam.

Mataku berarah kepada suatu objek yang terbang diantara tiang listrik, benda itu seperti berkibar dan mengeluarkan suara gemericik, "plastik" aku yakin saat suara itu berbunyi kembali.

Meliuk-liuk, berkibaran dan melesat kesana kemari kala angin membawanya. Melambai-lambai dan kemudian jatuh dihadapanku. Aku berusaha bergegas mencari secarik kertas dan isolasi. Tidak ada yang membantu karena kini aku sendiri.

Setelah kembali aku duduk ditempat ku tadi, segara ku buat lipatan-lipatan sampai menyerupai bunga mawar putih. "Simbol kasih sayang nan suci" ujar ku dalam hati.

Plastik hitam tadi kutempelkan pada papan, lalu ku semai bunga kertas itu ditengahnya, senyum menyeringai pada wajahku "Lucu juga!"

Aku menyimpan dilemari putih yang kini sudah usang, "untuk anak ku tercinta, jika dia kembali nanti." Semenjak kelumpuhan kaki - ku, istriku berangsur bosan kepadaku lalu meninggalkan aku dalam kesendirian. 

Thursday, March 6, 2014

Kenangan.


Kutarik garis tengah antara luka dan bahagia, kupisahkan kedua nya dengan jarak-jarak yang tak bisa ku ukur dengan penggaris yang ku pinjam dari anak ku. 

Sesaat aku termenung dalam duka, namun sesaat kemudian aku tersenyum dalam tawa. Rasa takut mengalahkan keinginanku untuk bangkit. Aku tersenyum kembali. 

Aku mencoba untuk berjalan keluar dari ruang pengap dibelakangku, mencoba melihat bunga-bunga bermekaran, " Bunga Aster " aku mendengar suara lembut dibelakangku, segera aku menoleh namun tiada siapapun disitu.

Sudahlah, aku hanya ingin berkeliling ditaman ini, kuperhatikan dari jauh "hmmm binatang apa itu " dibalut dengan bulu-bulu putih yang lebat, seolah menyapaku dia melompat kesana kemari dengan riang. aku mencoba mengingat sesuatu.

Itu kelinci, aku teringat ketika membelikan kelinci untuk anak ku. Gadis kecil berambut ikal nan cantik dengan mata indah itu, terlihat senang. " Terima kasih papa" ujarnya sambil memeluk ku.

Kenangan indah, aku mencoba mengejar kelinci itu, sudah dekat, aku meloncat dan meluncur. Tiba-tiba kelinci itu hilang. Hanya batu batu besar melukai tangan dan jemariku. " Pak Kirto, mengapa setiap hari selalu melukai tangan bapak? ayo kita temui dokter. beliau sudah menunggu dari tadi" ujar seorang wanita paruh baya sambil menarik tanganku. aku hanya tersenyum. Kembali tersadar aku masih di RSJ.

FF -Lupa-


Saat masa anak-anak, orang tuaku selalu mengingatkan belajar dan belajar, mereka selalu bilang jadilah orang sukses, melebihi ayahku, saat itu aku tak mengerti apa itu sukses.

Saat remaja, aku berpacu dengan waktu, setiap kesempatan kuambil untuk merubah nasib ku. kadang aku bertanya kepada Tuhan, " Adilkah diriMu yang terus memberikan diriku cobaan-demi cobaan" baru kusadari, hidup itu memang keras. saat ini aku tau, ayahku tidak sukses.

Memasuki masa produktif, Lihatlah diriku. Apapun yang kamu mau, aku sediakan.
tak perlu tau ku dapat dari mana, aku sekarang menduduki jabatan penting di Negeri ini. Sekarang aku bisa tertawa lebar, pergi kemanapun aku mau, liburan hanya berdua dengan mu, melakukan apa yang aku mau, terserah aku bisa melakukan semua yang aku mau. Persoalan tanggung jawab, biarlah anak buahku yang menyelesaikan, itu gunanya staff ahli, mereka kubayar mahal untuk melakukan tugasku. tak jelas siapa yang lebih pintar, aku atau mereka. yang pasti mereka bekerja untuk ku. aku punya harta, tahta yang mereka tidak punya. Saat ini aku tau apa sukses itu.

Saat terakhir ku sadari kini aku terjebak dalam fana, "Tuhan, aku lupa beribadah" seketika semua gelap dan kelam.

Tuesday, March 4, 2014

Vacant : Social Media Specialist


Cinta sampai Mati!


Sumber Gambar 
Bulir-bulir keringat masih kurasakan keluar dari tubuhku.
Ditengah rintik hujan yang semakin deras aku melihat dirimu bercahaya memancarkan keindahan sang surya.
Rambutmu yang hitam, panjang dan sedikit bergelombang mempertegas keindahan raut wajahmu yang penuh keteduhan. Han, tak tahu kah dirimu bahwa kamu masih saja idola ku sampai saat ini.

Aku tertegun sejenak saat kamu menangis, air mata membasahi pipimu, terus menetes seiring dengan derasnya hujan dan dentuman menggelegar dengan kilatan cahaya tanda bertemunya awan positive dan awan negative. 

Oh tidak, jangan seperti itu Han, bukan itu yang kumaksud cinta sampai mati, aku mencoba meraih tangan mu, namun tak bisa. “ Jangan Han, Tolong, jangan berbuat itu…. Biarkan aku tetap melihatmu bahagia mesti dengan orang lain. “ sekali lagi aku berusaha mendorong tubuhmu, namun tetap saja tidak berhasil.
Aku menangis, tidak kah kau dengar aku Han, aku tak ingin seperti ini. Cinta sampai mati bukan seperti ini, Han. Aku berusaha berlari namun tak ada yang melihatku, aku berusaha memanggil mereka namun tidak ada yang mendengar.  

Sungguh aku mencintaimu, bukan untuk membuatmu tersakiti, aku menyesal telah berulang kali meminta mu untuk berjanji mencintaiku sampai mati.
“Tolong, dia belum mati” kulihat dirimu meraih tubuh ku, memelukku pucat dan tak berdaya, darah mengucur dari nadimu. Bukan Seperti ini sayang, engkau mengotori cinta suci ini!

Inspirasi : Beberapa Fiksimini Game: CINTA Sampai Mati dan Cinta Mati.

http://mondayflashfiction.blogspot.com/2013/07/fiksimini-game-cinta.html

Games