" Kemana dia pergi ? " tanya seseorang disudut sana.
Bisa kulihat matanya melotot memandangku dibalik kacamata.
" Aku ga tau pa, dia berlari secepat kilat " sahut ku tak peduli.
" Papa sudah bilang, kamu kejar dia, kamu urus itu. HARUS DAPAT! " nadanya meninggi berhasil mencuri perhatian ku.
" Ayo kamu masuk kesana, cari sampai dapat! " kembali dia memberi perintah.
"Siap, Boss" Langsung kujawab dan merebahkan tubuhku untuk memasuki ruang gelap dan pengap.
Sedikit ragu, kumasuki ruang itu, "demi Bokap" dalam hati ku menggunam. Sengaja tak kugunakan senter, perlahan aku merangkak, debu dan bau pengap dari kasur kapuk diatas ku membuat ku bersin.
"Huaaaacuuuuuhhh " sengaja ku kencangkan suaranya. Tiba-tiba ku temukan sepucuk surat, aku berusaha membacanya walau gelap.....
" Papa sangat bangga padamu Nak, hari ini kamu memutuskan untuk bertanggung jawab atas perbuatamu, meski kamu tahu akan kehilangan masa depan kamu, tapi kamu ambil resiko itu untuk bertanggung jawab. Ketahuilah nak, tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, namun tanggung jawab membuat hidup lebih indah " Isi surat itu. Aku tertegun tak kuasa menahan arus air mata. " Dapat ga ? " suara itu menghentikan lamunanku.
"Nah itu dia, bersembunyi dibalik debu-debu yang menggumpal" gunamku seraya dengan cekatan aku menggerakan segenap tangan dan jemari ku untuk menangkapnya. " Got it" teriak ku, ku pegang kumis panjangnya sehingga dia hanya bisa menggerakan kaki-kakinya....
Aku keluar dari bawah kasur ku " Ini Pa, " sambil ku sodorkan kehadapanya.
"Jangan mendekat, Papa lempar sepatu nanti, dari dulu papa Entomophobia* " Jawabnya singkat dan tegas.
Kubuang kecoa itu keluar rumah " pergi, jangan kembali!" bisik ku kepada makhluk coklat itu.
Entomophobia - Takut pada serangga.
(FND) aka Bukan serangga
13 comments:
Untung papa punya anak yg bertanggung jawab yaa ^^
@ Mba Helda Fera Puspita,
Thanks for comment.
Iya mba, untung ada yang comment juga hehe...
BR,
Fandi
:D
gampang donk kalau minta duit ke papa... bawain kecoa aja
@ Jampang, Jangan atuh... kasian si papa xixi
Ide ceritanya oke, tapi menurut saya ending-nya kurang aja. Nge-twist, tapi si baaknya kurang berekspresi. *halah* ;D
Belajar menulis dialog yang bener, yuk! Di blog MFF ada deh kayaknya. Coba nanti kulik2 lagi ya.. :))
@ Istiadzah Rohyati, wah senangnya mendapat kritikan membangun...
Terima kasih mba. Ok. Will do :)
Lah kecoa. Itu mah musuh terbesarku juga.
@ Anindita Hendra,
Hayah.... hati2 kecoa ngesot xixi
ngejar kecoa gitunya,,nice,aku ga nyangka itu ke kolong tempat tidur.
Puteriamirilis Thanks commentnya mba. :)
bagian si anak nemu surat dari bapaknya itu sangat ganjil dan nggak ada hubungannya dengan cerita. jika dihilangkan pun tak berpengaruh apa-apa. :)
Salam.
keep writing :) dirapiin lagi tulisannya ya :)
@attarsandhismind
Thanks Kritiknya bro....
Iyah, masih cari ide kkkkk
@ Mba Carra,
Thanks mba, memang masih harus banyak belajar saya.... :)
Post a Comment